Jumat, 18 Februari 2011

Khawatir Sekali

Biasanya saya tidak khawatir jika Istri atau keluarga berangkat dengan menumpang Pesawat Udara. Tetapi hari ini benar-benar mendebarkan, sebab pesawat yang membawa Istri dan anak perempuan saya belum juga mendarat.
Dengan adanya penundaan keberangkatan Pesawat mereka yang seharusnya berangkat pukul 16.10, berangkat dari Jakarta sekitar pukul 17.10. Perjalanan dari Jakarta ke Pekan Baru biasanya di tempuh dengan pesawat udara dalam waktu sekitar 1 jam 15 menit. Dengan perkiraan itu saya menghubungi mereka mulai pukul 18.30, ternyata handphone istri dan anak saya tidak dapat dihubungi, saya beranggapan pesawat belum mendarat.
Waduh bagaimana ini, Pangkalan Kerinci sedang hujan deras disertai petir, kemungkinan daerah Pekan Baru juga demikian, sedangkan sekarang pesawat pasti sedang berusaha mendarat. Kacau ini, kemarin pesawat sejenis dan dari maskapai ini tergelincir di landasan setelah sebelumnya pesawat sejenis dan maskapai yang sama juga tergelincir di landasan saat hujan. Jantungku berdetak semakin kuat, sambil terus mencoba menghubungi mereka.
Sudah lebih 45 menit saya coba belum juga ada jawaban. Kemarin saya sudah mendengar bahwa KNKT melarang pesawat sejenis ini (berbadan lebar) mendarat di bandara SSQ II saat hujan. Ya Tuhan lindungilah istri dan anak saya. Tiba-tiba handphone saya berdering, istri saya menghubungi, syukurlah mereka baru saja mendarat dengan selamat. Dari mereka saya mendapat informasi bahwa pesawat mereka tadi berusaha mendarat tetapi karena hujan deras mereka berputar-putar di udara menunggu keputusan tetap mendarat di SSQ II atau di alihkan ke Polonia Medan atau bandara lain yang terdekat. 
Yang menjadi pertanyaan saya dalam hati, bagaimana maskapai ini menanggapi masalah yang berulang begini, terlalu banyak nyawa yang di pertaruhkan. Apakah masalahnya? hal itu harus dicermati dengan bijaksana. Kalau Landasan pacu yang kurang memadai, ya persiapkan, menjelang hal tersebut siap batasi penerbangan yang beresiko tinggi, terutama untuk pesawat bebadan lebar yang memerlukan landasan pacu yang lebih panjang, apalagi saat hujan deras. 
Wah seperti tidak ada masalah saja, mana lembaga yang berwewenang mengawasi dan menangani ini, bisnis ya bisnis tetapi nyawa manusia itu berharga, apa tidak panas telinga mendengar tergelincir disini, tergelincir disana. Apakah harus ada korban dahulu?. Tegaslah dalam hal ini, bagaimana jika keluarga kita yang mengalaminya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar